Konfigurasi OSPF Single Area (BACKBONE) pada Mikrotik





Assalamu'alaikum, nih gimana kabranya semua pada sehat alhamdulillah ya?
balik lagi sama saya untuk belajar bareng di blog ini, materi kita pada hari ini yaitu OSPF.

OSPF Merupakan protokol routing link state dan digunakan untuk menghubungkan router-router yang berada dalam satu Autonomous System (AS) sehingga protokol routing ini termasuk juga kategori Interior Gateway Protocol (IGP). Autonomous System itu sendiri merupakan kumpulan router-router yang berada dibawah kendali administator dan strategi routing yang sama.

OSPF pertama kali deikembangkan pada tahun 1987 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) dan yang pertama kali dipublikasikan adalah OSPFv1. OSPFv1 ini tidak pernah diimplementasikan dan selalu  disempurnakan. Pada tahun 1991, OSPFv2 dipublikasikan oleh John Moy melalui RFC1247 dan juga selalu mengalami penyempurnaan.
RFC untuk OSPF yang digunakan saat ini adalah RFC yang di-update pada tahun 1998 dan dikenal dengan RFC2328. Saat ini juga telah ada OSPFv3 yang ditujukan untuk implementasi jaringan yang menggunakan IP Address versi 6 (IPv6).Untuk OSPFv3 dipublikasikan melalui RFC2740 pada tahun 1999 dan kemudian disempurnakan pada tahun 2008 melalui RFC5340.

Umumnya OSPF diterapkan pada jaringan skala besar karena memiliki kemampuan untuk mencapai kondisi convergence yang sangat cepat, baik pada saat jaringan pertama dihidupkan maupun bila terjadi perubahan jaringan. Untuk dapat menangani jaringan yang berskala besar, maka OSPF menggunakan konsep are dalam implementasinya. Pengimplementasian OSPF dikenal dengan dua cara , yaitu Single Area OSPF dan Multi Area OSPF. beberapa literatur menyarankan untuk menggunakan Multi Area OSPF bila jumlah router dalam jaringan OSPF sudah mencapai 50 router.

Karakteristik OSPF
Protokol Routing OSPF memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Merupakan link state routing protocol, sehingga setiap router memiliki gambaran topologi jaringan.
  • Menggunakan Hello Packer untuk mengetahui keberadaan router tetangga (neighbor router).
  • Routing update hanya dikirimkan bila terjadi perubahan dalam jaringan dan dikirim secara multicast.
  • Dapat bekerja dengan konsep hirarki karena dapat dibagi berdasarkan konsep area.
  • Menggunakan cost sebagai metric, dengan cost terendah yang akan menjadi metric terbaik.
  • Tidak memiliki keterbatasan hop count tidak seperti RIP yang hanya bisa menjangkau 15 hop count.
  • Merupakan classless routing protocol.
  • Secara default nilai Adminsitrative Distance 110.
  • Memiliki fitur authentication pada saat pengiriman routing update.
Dalam hal ini kita akan konfigurasi OSPF Single Area atau satu area yaitu Area 0 (BACKBONE), disimak dulu topologinya:


Nah, kalo udah bisa dipahamin topologinya, langsung aja kita lab-in.

Konfigurasi Router 1

1. Pertama-tama kita buat interface bridge yang nantinya berfungsi sebagai interface loopback, masuk ke menu bridge>add, jika sudah apply dan ok.


2. Kemudian tambahkan ip address pada setiap interface, interface ether1 mengarah ke router 2 dan interface ether2 mengarah ke client, tambahkan ip juga untuk interface loopbacknya menggunakan /32, ip loopback ini berfungsi sebagai router id, jika tidak ada ip loopback router akan mengambil ip terkecil untuk dijadikan router id.


3. Selanjutnya masukkan connected network yang ada di menu ip>routes kedalam routing>ospf>network.


4. Setting ip di client, arahkan ke interface ether 2.



Konfigurasi Router 2

1. Sama seperti di router 1, buat interface bridge untuk interface loopbacknya.


2. Berikan ip address di tiap-tiap interface, interface ether1 mengarah ke router 1, interface ether2 mengarah ke client dan interface ether3 mengarah ke router 3, tambahkan juga ip loopback seperti di router 1.


3. Masuk ke menu ip>routes.


4. Masukkan semua connected network yang bertanda DAC, ke dalam routing>ospf>network


5. Setting ip di client yang mengarah ke interface ether2.



Konfigurasi Router 3

1. Buat interface bridge untuk interface loopback.


2. Berikan ip address untuk setiap interface, interface ether1 mengarah ke router 2 dan interface ether2 mengarah ke client, berikan juga ip loopbacknya.


3. Masukkan semua connected network yang berlogo DAC ke dalam routing>ospf>network.


4. Jika sudah lihat maka akan muncul routing baru di table route berlogo DAo yang artinya Dynamic Active OSPF.


 5. Setting ip address di client yang mengarah ke interface ether2.



Jika sudah silahkan ping test antar client, jika konfigurasi dilakukan dengan benar pasti reply.

Ping dari router 1


Ping dari router 2


Ping dari router 3



Gimana? mudahkan? intinya semua konfigurasi yang dilakukan sama saja di router 1, router 2 dan router 3, pertama kita membuat interface loopback, lalu memberikan ip address pada tiap-tiap interface dan terakhir memasukkan connected network ke dalam routing ospf.
Jika tidak berhasil coba perhatikan lagi pada ip address atau kabel lan di port ethernet pada router, semoga bermanfaat, terima kasih

Assalamu'alaikum,

1 comment:

Powered by Blogger.